Sabtu, 30 Agustus 2014

Cinta Available #PART3

0 komentar
Dengan kagetnya Dara menoleh kebelakang dan mendapati Bagus yang sedang bertengger di motornya dengan helm full face. Namun, tentu saja Dara masih bisa mengenali dia sebagai Bagus.
"Bagus?" Tanya Dara sambil keheranan.
"Mau bareng gak? Kebetulan sih gue mau lewat sini." Jawab Bagus dengan nada datarnya.
"Engga usah. Bukannya lo harusnya nganterin Ani ya? ngapain lo mau lewat sini?" Dara masih memiliki stok pertanyaan untuk mengintrogasi Bagus yang tiba - tiba muncul dihadapannya.
"Bawel banget lo.Tadi Ani minta diturunin di deket Alfamart, katanya ada yang mau dia beli. Yaudah aja gue pikir dia bisa pulang sendiri dari situ." Jawab Bagus kembali dengan datar dan tipis.
"Oh, yaudah lo kalau mau lewat aja. Rumah gue udah deket, gak perlu tumpangan ko." Jawab Dara mencoba untuk tidak memperdulikan ajakan Bagus.
"Yakin lo? Yaudah gue duluan." Bagus pergi meninggalkan Dara.
Entah apa yang kini harus Dara rasakan, apakah Ia harus senang karena Bagus baru saja memintanya untuk diantar pulang? Atau harus kesal karena Bagus telah begitu banyak mengajak cewek - cewek untuk diantar pulang? Entahlah, yang jelas menurut Dara dengan menolak ajakan Bagus merupakan keputusan yang tepat baginya saat ini.
Dara pulang selamat sampai tujuan, namun dalam pikirannya masih membayangkan bagaimana jadinya kalau Ia diantar pulang oleh Bagus? akankah saat ini Bagus dan Dara sedang mengobrol di depan rumahnya dengan secangkir teh, mungkin? Dara benar - benar sedang salah fokus untuk saat ini.
Tiba - tiba Handphonenya bergetar.  New Message: Ani.
Dara sampai lupa kalau ada yang ingin disampaikan oleh Ani kepadanya, katanya sih penting. Lalu Dara membuka isi pesan singkat dari Ani:
"Ra, gue mau cerita nih. tadi Bagus rese banget nurunin gue di Alfamart. Janjinya mau nganterin gue sampe rumah, eh malah gue ditinggal sendirian dijalan. BBM lo aktif gak? gue PING!!! gak deliv."
Dara langsung menge-check BBM dan ternyata pesan dari Ani baru masuk. Dara-pun langsung membalas dari BBM.
"Lo mau cerita apaan ni?"
Dara sedikit bingung karena menurut Bagus, justru Ani yang memiliki keperluan dan akhirnya turun di Alfamart. Tapi yasudahlah, Dara tidak mau diambil pusing masalah ini.
Seketika Handphone Dara bergetar kembali. Ani rupanya telah mengetik tulisan untuk cerita yang ingin dia sampaikan kepada Dara.
"Ra, kemarin gue abis smsan sama Tio. Dia nanyain masalah kelas gituh ke gue. Berhubung kan gue sekretaris di kelas, kebetulan KM kelas gue gak bisa dihubungi, jadi kemarin Tio sms gue dan entah mungkin gue jadi salah tingkah dan di akhir percakapan gue ngucapin 'Good Night' ke dia. Duh gue jadi malu Ra."
Dara hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya ini, Darapun membalas:
"Serius lo? haha pasti malu abis deh. Jangan terlalu agresif dong lo, baru juga ngobrol sekali haha. terus Tio bales ngucapin Good Night gak?"
rrrrr~rrrrr Handphone Dara kembali bergetar.
"Tio cuma bales: Night. gitu doang Ra. malu deh gue."
Dara tidak tahu bagaimana tipe gadis Tio, sang ketua kelas yang sangat idealis. Tapi setidaknya Dara tahu kalau Tio melakukan itu karna menghargai Ani yang telah sangat ramah kepadanya. Akhirnya Dara membalas:
"Bagus dong, berarti ada respon."
Hening sejenak~
Lalu Handphone Dara kembali bergetar. Kali ini bukan dari Ani, tapi dari Bagus!
"PING!!!"
Jantung Dara seperti mau copot. ada apa sih sama Bagus? Hari ini tingkahnya aneh banget (pikir Dara).
Lalu Dara pun langsung membalas pesan tersebut
"Ya? Ada apa?"
Sambil menggigit ujung bibirnya, Dara merasa penasaran dengan Bagus. Dara pun menunggu balasan darinya, Namun Handphonya tiba - tiba hening dan tidak menunjukan aktivitasnya. Jantung Dara masih berdebar, aneh sekali rasanya.
Tiba - tiba Handphonenya bergetar. Rasanya seperti baru dilepaskan dari tali belenggu, Dara menghela napas dengan panjang. Lalu langsung menyambar Handphonenya. Tapi, ternyata pesan yang masuk bukan dari Bagus, melainkan dari Ani. Dan tanpa sadar Dara justru mengeluh "Yah.."
Dara membaca pesan dari Ani dan menjawabnya dengan cepat sambil berharap Handphonenya bergetar kembali. Entah apa sebenarnya yang Ia harapkan.
10 menit berlalu.... 15 menit .... sampai 30 menit pun berlalu dengan sangat cepat.
Ah mungkin sinyalnya lagi buruk, pikir Dara.

 ***

Keesokan harinya di sekolah, Dara berangkat dengan angkutan umum yang berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Dara merasakan lengannya disikut oleh seseorang, dan ketika Ia menoleh ternyata itu adalah Tio, teman sekelasnya.
"Ra, hari ini pulang sekolah anak - anak kelas mau pada nonton di bioskop. Katanya ada film keren banget lagi booming. Gue yang kordinir siapa aja yang mau ikut, kalau lo mau ikut bilang aja ke gue." Jelas Tio dengan sangat cepat dan lugas seperti gayanya.
"Oh gituh, okeh entar gue kabarin pas istirahat deh. Gue mau liat dulu siapa aja yang ikut ya hehe." Jawab Dara dengan senyum simpulnya.
"Ok."

(Jam Istirahat)

Dara menghampiri meja Tio dan langsung mendaftar untuk ikut pergi nonton bersama teman - temannya sepulang sekolah
"Gue ikut deh, hampir semua anak kelas kayaknya ikut ya." Sambar Dara.
"Ok sip. gue booking dulu tiketnya, entar lo sama yang lain tinggal nyusul." Jawab Tio.
Dara memang sangat mudah bergaul dengan siapa saja, dengan anak - anak di kelasnya pun Ia sangat akrab.
Sepulang sekolah, Dara dan teman - teman sekelasnya langsung menuju bioskop terdekat. Antrian disana lumayan ramai. maklum saja, film yang baru keluar dan sedang booming memang menjadi sorotan banyak remaja untuk menghabiskan akhir pekan. Untungnya Tio punya saudara yang bekerja di bioskop, jadi bisa langung booking tempat dan tiket.
Sekelebat, Dara melihat Ani di dalam salah satu antrian tiket. Dan itu memang benar Ani. Dara pun menghampirnya.
"Woy, nonton disini juga lo." Sapa Dara kepada sahabatnya ini.
"Eh elo, iya nih. antriannya panjang banget. Lo udah dapet tiket?" Jawab Ani sambil melihat Dara dengan seksama.
"Hmm, udah. di booking sama Tio loh. hehe" Dara menggoda Ani.
"Serius? Lo kesini sama Tio? Ko gak bilang? Jangan - jangan Lo kesini cuma berdua doang ya?" Serga Ani dengan curiga.
"Hssst. Tenang dong Ni, gue kesini sama temen - temen sekelas ko. Udah dapet tiket  juga karna Tio yang booking buat kita." Kini giliran Dara yang menatap Ani dengan seksama.
"Ni, gak usah antri  lagi. nih gue udah dapet tiketnya!" Tiba - tiba suara itu muncul dari balik bahu Ani. Itu suara Bagus. Lagi - lagi Dara harus menghadapi situasi canggung di hadapan Bagus. Dan yang ada di pikiran Dara saat ini adalah Apa yang Bagus dan Ani lakukan ? mereka mau nonton? cuma berdua? ko bisa? kenapa Ani gak cerita? 
Begitu banyak pertanyaan yang sangat ingin dilontarkan oleh Dara, namun Ia hanya terdiam.
Dara memang sering sekali berkeluh kesah kepada Ani, sahabatnya. Bahkan masalah batin dengan Bagus pun pernah diceritakannya. Namun, Ia mengatakan bahwa dirinya sudah tidak ingin mengenang masa lalunya dengan Bagus, dan ingin fokus untuk pelajaran sementara waktu ini. Dara tidak pernah mengatakan kalau konflik batinnya lebih dari itu. Dara enggan menceritakannya kepada siapapun, karna Ia sendiri tidak yakin dengan apa yang Ia rasakan. Lalu bagaimana dengan saat ini? Konflik batinnya sudah tidak terbendung lagi.
Seketika lamunan Dara terbangunkan dengan pertanyaan dari Ani.
"Ra, bangku lo nomor berapa?" tanya Ani kepada Dara.
"Hah? hmmm.... sebentar, kalau gak salah nomor D3 atau D4 gituh, gue lupa. tiketnya masih di Tio." Jawab Dara,
"D3? sebelahan sama gue dong! Sip deh." Kata Ani.
~TO BE CONTINUED~

-D-

Rabu, 07 Mei 2014

Cinta Available #PART 2

0 komentar
Tidak ada kata GALAU di kamus Dara. Ia tidak pernah benar membesarkan masalah, apapun itu masalahnya. Dara tahu kalau rasa sakit yang Ia rasakan ketika mengetahui Bagus telah menjalin hubungan dengan orang lain, hanya Dara simpan sendiri. Tapi, teman Dara yang satu kelas dengan Bagus mengetahui hal ini. nanya Ani. Dia adalah sahabat Dara dan dengan Anilah Dara biasanya berkeluh kesah, begitu pun sebaliknya.
Saat itu sedang jam istirahat. Dara dikagetkan dari lamunannya ketika Ani menghampiri Dara ke kelas.
"Hayo, melamun aja sih lo. Gue panggil - panggil juga." Ani datang dengan wajah cemberut.
"Aduh. Sorry ni, lagi salah fokus terus nih akhir - akhir ini hehe. Ada apa lo kesini?" Pipi Dara memerah seketika.
"Gak ada apa - apa sih hehehe, gue cuma mau ke kelas lo aja. Abis AC di kelas gue lagi mati. belum di benerin. Kan gue kepanasan!" Sanggah Ani.
"Alah.... bilang aja lo mau caper kan sama Tio." Dara menuduh Ani.
Ani memang menyukai Tio. Yaitu KM (Ketua Kelas) di kelasnya Dara.
"Aish, jangan keras - keras dong hihi. Tau aja lo tujuan gue kesini. jadi malu...." sekarang giliran muka Ani yang memerah.
"Ya taulah, Gue gituh!" Jawab Dara.
"Ra, pulang sekolah gue ke rumah lo ya. Ada yang mau gue ceritain nih." Ani memohon.
"Yaudah OK. emang gak bisa ngomong disini aja?" Dara menawar kepada Ani.
"Duh gak bisa. ini penting dan emergency!" Ani memaksa.
Dan akhirnya sepulang sekolah Ani dan Dara sedang asyik - asyiknya mengobrol di depan sekolah sambil menunggu angkutan umum datang. Dari aja jauh, Dara bisa melihat Bagus sedang mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah, dan ketika Bagus memergoki Dara sedang melihat kearahnya, Dara pura - pura tidak peduli dan memalingkan wajahnya. Dan secara mengagetkan..... Bagus datang menghampiri mereka berdua.
"Eh Ni, tugas fisika gue bareng sama lo kan?" Bagus langsung memulai pembicaraan dengan mesin motor yang menyala. Ia berdiri persisi di depan Dara dan Ani.
"Iya bareng sama gue. Besok ya kerja kelompoknya. jangan lupa lo." Ani menjawab.
Dara yang tidak tahu apa - apa hanya terdiam dan melihat mereka mengobrol. Sedikit aneh memang, sebab biasanya Bagus menyapa Dara walaupun hubungan keduanya sedikit kikuk. Tapi, saat ini Bagus hanya fokus dengan Ani dan sepertinya mengabaikan Dara. Entah itu disengaja atau tidak...
"Ni, mau gue anter pulang gak? gue sekalian mau kerumah Romi, tetanggaan sama lo kan?" Tiba - tiba Bagus menawarkan boncengan kepada Ani yang jelas - jelas terlihat bahwa Ani akan pergi bersama Dara.
"Hmmm.. sebenernya sih gue mau ke rumah Dara. tapi, eman juga ya kalau ada tumpangan gratis tapi ditolak hehe." Ani menjawab sambil melirik ke arah Dara.
Dan akhirnya, setelah situasi yang kikuk itu, Dara sanggup untuk membuka mulutnya dan berbicara.
"Yaudah lo pulang aja Ni, besok lagi aja ke rumah guenya. lagian kan kita bisa ngobrol di BBM." Dara mencoba menengahi walaupun sebenarnya Dara kurang suka melihat Bagus membonceng cewek lain, terlebih itu temennya sendiri.
"Yaudah gue pulang aja deh, entar gue BBM lo ya!" Saut Ani.
Dara hanya menganggukan kepala. Dara tidak mampu melihat wajah Bagus saat ini. Pipinya memerah, dan Ia tidak ingin Bagus ataupun Ani menyadari ini. Akhirnya Dara hanya menunduk dan sesekali melihat ke arah lain.
"Ra, gue duluan ya. Hati  - hati lo." Kini Bagus mulai menganggap keberadaan Dara disana.
"Iyaaaa." Dara menjawab sambil tetap menundukan wajahnya.
Dalam hati Dara berkata 'Kenapa sih sama Bagus? bukannya dia udah punya cewek? Kenapa masih ganjen banget sama cewek - cewek lain? Kenapa juga harus sering ngebonceng cewek - cewek lain di sekolah?'
Dan Akhirnya sepanjang perjalanan pulang, Dara mengomel dan mengoceh kepada dirinya sendiri.
Apa mungkin sekarang Bagus segitu mudahnya deket dengan cewek?
Apa bener Bagus udah gak anggep Dara? seenggaknya sebagai temen?
Kenapa Bagus tidak menyapa Dara? hanya memberi sedikit pesan singkat di akhir pembicaraan mereka?
Tiba - Tiba....
Suara klakson motor dibelakang Dara berbunyi beberapa kali. Padahal Dara yakin kalau Ia sudah berjalan di sisi yang benar. Sekali lagi, suara klakson berbunyi. Akhirnya Dara menengok ke belakang. Dan betapa kagetnya Dara ketika orang yang duduk di motor dan meng-klaksonkan Dara sedari tadi Ialah Bagus!
Dara benar - benar terkejut.
~TO BE CONTINUED~

-D-

Selasa, 29 April 2014

Cinta Available #PART 1

0 komentar
SAKIT.
Sakit banget deh rasanya ngedenger Bagus udah punya cewek. Hal itu dialami oleh Dara setelah mendengar kabar kedekatan Bagus dengan seorang cewek bernama Salma. Masih  gak nyangka aja cowok semacam Bagus bisa jadian secepat ini sama cewek. Karena setahu Dara, Bagus gak lagi deket dengan siapa - siapa. hmmm... mungkin tanpa Dara ketahui cowok manis bernama Bagus memang sudah bisa move on dari dirinya.
Bagus adalah mantan pacar Dara. 4 tahun yang lalu, Dara dan Bagus sempat bersama walaupun bukan untuk waktu yang cukup lama. Bisa dikatakan bahwa mereka Cinlok (Cinta Lokasi). Dara dan Bagus sempat sekelas hingga 3 tahun berturut - turut di masa SMP mereka. Namun, Kisah cinta mereka tidak se-awet pertemanan yang dijalani selama 3 tahun.
Intinya, Dara telah berkomitmen untuk tidak menjalin hubungan dengan teman sekelas. Ia merasa aneh dan canggung untuk bertatap muka dengan Bagus. Ia tidak bisa berkonsentrasi belajar saat berada di dalam kelas. Maka, dengan keputusan sepihak hubungan Dara dan Bagus berakhir. Dara benar - benar ingin focus untuk belajar dan merasa kondusif di dalam kelas. Bagus dan Dara sempat mengalami masa sulit. Mereka bertengkar di jejaring sosial secara private. Entah kenapa tiba - tiba Bagus merasa sangat marah dengan Dara. Ia men-judge Dara sebagai wanita yang dengan mudah memutuskan hubungan tanpa berpikir. Ia menuduh Dara sebagai wanita yang..... tidak punya harga diri. Tentu saja sebagai wanita, Dara sangat kesal dan merasa terhina dengan tuduhan ini. Akhirnya kemarahan diantara keduanya tidak dapat dipungkiri. Dara dan Bagus tidak saling bicara untuk waktu yang cukup lama. walaupun mereka berada dalam satu kelas, tetapi keduanya saling menghindar untuk kontak langsung.
Dara masih ingat jelas kejadian itu. Entah apakah Bagus pun masih mengingatnya?
Dara tidak pernah sekalipun mendengar kata maaf dari mulut Bagus. Tapi, dalam lubuk hati Dara yang paling terdalam, Ia tahu bahwa itu hanyalah kemarahan Bagus untuk sesaat. Ia tahu bahwa pria itu adalah orang yang baik dan manis. Ia hanya tidak ingin terlena dengan masa - masa muda yang diisi percintaan. Ia ingin focus untuk masa depannya kelak. Dara pun merasa sangat bersalah dan ingin sekali meminta maaf. Mungkin Ia terlalu kejam memutuskan hubungan secara sepihak dan terlebih lagi Dara baru mengetahui bahwa Ia adalah Pacar pertama bagi Bagus. Saat itu Dara benar - benar ingin sekali meminta maaf, tapi... ketika Ia mengingat tulisan Bagus di personal message, mulutnya akan kembali tertutup dan kata maaf tidak pernah Ia lontarkan, bahkan hingga saat ini.
Dara bukan orang yang pendendam. Ia hanya takut untuk mengatakan maaf.....
Namun, tentu saja masa - masa sulit itu sedikit demi sedikit mulai mencair. Tanpa disadari, pertemanan antara Dara dan Bagus mulai terbentuk. Namun ke-canggungan antara mereka tidak pernah berakhir. Bahkan, intensitas Dara dan Bagus ketika mengobrol hanya sebatas beberapa detik saja, itupun untuk menanyakan dan membicarakan sesuatu yang penting. Kini, Dara telah benar - benar ingin melupakan kejadian yang lalu. Ia berpikir Baguspun akan melakukan hal yang sama.
So, mereka berteman sejak saat itu.

Sialnya.... Bagus dan Dara kembali bersama di SMA!
Namun, kali ini mereka tidak berada dalam satu kelas. Setidaknya Dara bisa berkonsentrasi dalam belajar saat ini. Sesekali Bagus menyapa Dara ketika mereka bertemu di sekolah. Dara pun hanya tersenyum dan menjawab sebisanya. Ia benar - benar canggung untuk masalah ini. Ia tahu bahwa Bagus telah berubah. Ia telah menjadi pria yang lebih baik dimatanya. Dara telah melupakan kesalahan Bagus waktu dulu, dan Ia pun berharap Bagus melakukan hal yang serupa.
Bagus kini telah menjelma menjadi sosok yang baik, dan hangat saat diajak bicara. Ia memiliki wawasan yang baik untuk berteman dengan siapa saja, bahkan guru - guru di sekolah cukup dekat dengannya.
Dara melihat ini sebagai suatu kemajuan dalam diri Bagus.
Sempat beberapa kali Bagus mengajak Dara untuk diantar pulang. Namun, Dara selalu menolak. Ia bukannya sok jual mahal atau bagaimana. Tetapi, Dara belum pernah diantar pulang oleh cowok dan Ia akan sangat canggung untuk memulainya. Biarlah Bagus harus menerima penolakannya lagi. Dara sempat merasa ke-GRan saat tahu bahwa Bagus sering menanyakan dirinya kepada teman sebangku Dara di sekolah. Ia tidak memiliki niatan untuk kembali ke masa lalu bersama Bagus. Ia hanya ingin memiliki hubungan yang baik dengannya.
Namun, ternyata rasa ke-GRan Dara hilang seketika ketika Ia sering sekali melihat Bagus mengatar perempuan sepulang sekolah. Bahkan teman Dara pun pernah diantar pulang bersama Bagus. Namun, Dara mencoba untuk berpikir positif. Mungkin Bagus hanya terlalu baik untuk memberi tumpangan kedapa teman - temannya? dan Dara haya bisa duduk melihat Bagus membonceng perempuan di sepeda motornya.
Kini, Bagus dan Dara telah duduk di bangku SMA kelas 2. itu Artinya, sudah hampir 5 tahun Dara dan Bagus saling mengenal.
Aneh sekali perasaan Dara saat tahu bahwa Bagus telah memiliki pacar. Ia cemburu namun tidak tau apa alasannya Ia harus cemburu kepada Bagus? Dara bahkan tidak mengakui itu. Ia mengelak dalam hatinya untuk perasaan itu. Ia tidak jujur dengan dirinya sendiri bahwa Bagus memang memiliki arti bagi Dara. Bagus bukan hanya sebagai teman biasa, Bagus bukan hanya masa lalu yang singgah sebentar lalu pergi menghilang. Tetapi, Bagus memiliki makna yang lebih dari itu semua. Dara hanya tidak ingin mengakuinya dan menutupi perasaannya. Dara benar - benar merasakan sakitnya sekarang. Mungkinkah ini hukuman baginya yang telah terlebih dahulu menyakiti Bagus? Tapi kenapa rasanya sesakit ini?
~TO BE CONTINUE~

-D-


Minggu, 20 April 2014

He Isn't My Crush!

0 komentar
He Isn't My Crush!!!
Aku nyerah deh sama DIA.
Udah hampir 5 tahun kita gak pernah kontak lagi, walaupun hanya di jejaring sosial.
Entah sejak kapan akunnya terhapus. Aku coba untuk cari dengan user name yang sama, dan hasilnya NOTHING.
Siapa sih DIA? DIA adalah orang yang gak aku sangka akan aku kenal. Ceritanya 5 tahun lalu, disekolahku ada kakak kelas kece. kita sebut saja 'G'. dia berkacamata dan lumayan pintar dikelasnya. Banyak cewek - cewek dari mulai yang seumuran sama dia sampe adik - adik kelas ingusan kayak aku yang juga ngecengin dia. Saat itu, jejaring sosial sangat hangat sekali. Dan dari situ aku mulai mengenal sosok 'G' ini. Ternyata kakak kelas yang berinisial 'G' ini adalah pecinta lagu - lagu Westlife. Rasa kagum aku bertambah 80% sama cowok ini. Kita punya selera musik yang sama.
Waktu itu hari senin. Upacara rutin pun mau gak mau harus dilaksanakan. Berhubung kelas aku menang dalam perlombaan kebersihan antar sekolah, maka aku dan teman - teman sekelas lainnya ditempatkan di barisan yang berbeda. Ternyata, dari barisan yang aku tempati, memiliki jarak pandang yang langsung ke barisan kakak 'G'. Aku grogi berat haha (GR banget yak). sesekali aku melihat 'G' ini yang baris dengan temannya. Dan setiap kali aku melihat 'G' dari barisanku, yang balik menatap bukanlah kakak 'G' ini, melainkan teman di sampingnya. Aku sempat sedikit risih sih... tapi akhirnya aku minta bertukar barisan dengan temanku. jadi, aku tidak terganggu dengan 'G' ataupun temannya. karna jujur aja ya, aku kalau grogi bisa keringat dingin. dan itu parah... dari pada ngambil resiko hahahaha
Aku bener - bener lupa dari mana awalnya aku bisa mengenal dia. Di jejaring sosial, aku masih ngobrol dengan 'G' dan bahasan kami seputat berita - berita Westlife. Lalu hadirlah DIA yang merupakan penyuka musik Westlife juga. Dan ternyata DIA adalah orang yang waktu upacara membalas tatapanku yang aku tunjukan untuk 'G'. Sedikit demi sedikit aku lebih sering ngobrol dengan DIA dibandingkan dengan 'G'. DIA orangnya lebih asik dan kalem kalau menurut aku. DIA juga gak macem - macem orangnya. Malahan, kalau boleh aku men-judge DIA itu termasuk orang yang pendiam dan engga suka neko - neko deh pokoknya.
Setelah banyak obrolan yang kita bicarakan, pernah ada kejadian yang bikin aku grogi beraaaat!
Saat itu waktu pulang sekolah. Aku berjalan bersama teman ke depan pintu gerbang. Tanpa sengaja, DIA juga sedang berjalan dengan arah yang berlawanan. Aku panik. Dan tiba saat yang menegangkan adalah saat kita berpas-pasan. Aku gak menduga kalau DIA punya keberanian untuk bicara. Tapi ternyata, DIA beneran ngajak aku bicara untuk yang pertama kalinya dan ini bukan di dunia maya. ini REAL.
"hey, kamu *namaku* ya."
kurang lebih begitulah. DIA mengatakan itu dan tentunya sambil tersenyum
Aku dengan sangat amat malu menjawab "Iyaaa."
hanya itu. hanya itu percakapan kita di dunia Real. selebihnya ketika kita bertemu hanya saling membalas senyum dan akan kembali normal dalam suasana obrolan di dunia maya.
Aku masih ingat DIA memberi tautan lirik lagu Westlife yang judulnya "Angel's Wings". Dan sekarang, setiap kali aku mendengarkan lagu itu dari handphoneku. Aku bener - bener inget DIA lagi.
Sekarang sudah 5 tahun berlalu.
Tiba - tiba aku ingat DIA. Aku coba stalk DIA lagi, dan hasilnya aku tetep belum bisa kontak lagi sama DIA. Tapi sekarang aku tahu satu hal. DIA berada di Universitas Gunadarma jurusan Teknik Arsitektur. Entah itu lokasinya dimana, karena Universitas swasta itu memiliki banyak cabang.
Sekali lagi harus aku tegaskan kalau DIA bukan CRUSH aku! Kalaupun DIA memang CRUSH-nya aku, Pasti akan ada waktu yang tepat untuk menjawab itu semua.
Pssst... Aku menemukan sebuah artikel dari website tempat dia pernah Bimbel (Bimbingan Belajar) yang menuliskan satu kalimat yang mencerminkan dirinya.
>> Very quiet, dependent to his peer, but actually quite bright.

-D-
 

Ketikan Kisah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template